Kamis, 19 Februari 2015

Dulu kaya sekarang sengsara, itu ceritanya ayah saya


Alkisah ayah saya sudah beberapa kali bertemu dengan teman masa lalunya yang pertama saya masih ingak ketika saya mau kekelurahan 15 Ulu palembang, disana memang tempat pergaulan ayah saya di masa kecil, mampirlah saya dengan seorang teman singgah makan siang karna pada masa itu susah payah saya sedang menyiapkan surat lamaran kerja, singkat cerita ketikan selesai makan ada seorang tukang becak bertanya kepada saya.
T : Mau kemana dik?
S : Mau ke kelurahan pak, kenapa?
T : Oh, ada teman saya bekerja di sana teman dari kecil.
S : Wah, kebetulan pak, siapa nama teman bapak?

ketika bapak tersebut menjawab ternyata  yang di sebut adalah nama ayah saya, widiiwwww... saya bertanyalah dengan ayah saya memang benar tukan becak tersebut teman ayah saya, adalagi.
kalo kalian pernah melintas melalui jembatan flyover yang baru di bangun di jakabaring, ternyata di sana ada tukang koran yang menurut perkataan ayah dan ibu saya ada hubungan keluarga dengan kami, tertarik hati ini untuk terus mengorek informasi ternya orang orang tersebut di masa lalu tarap prekonomian merekan jauh di atas perekonomian keluarga saya ketikan orang tua saya masih muda, ketika mereka mondar manding pake mobil, ayah saya pacaran dengan ibu saya pake sepeda kakek saya, cerita yang sungguh unik.
saya tanya dengan saya, kenapa mereka sampai bisa menjadi seperti itu? padahalkan mereka orang kaya? ayah saya enjawab yang kaya itu orang tua merekan! yang pintar itu orang tua mereka! yang punya nasib itu orang tua merekan! mereka itu belum tentu!
contonya si bapak tukang koran itu, dia dulu kata ayah saya mondar mandir pake mobil, untung tidak tiap bulan ganti mobil karna beliau anak seorang yang punya showroom mobil ternama di palembang anak seorang kyai di palembang, tapi sekarang apa? bukan apa apa! karna apa? karna mereka itu tidak seberuntung orang tua mereka.
ini kalimat yang sering di katakan orang tua saya :
Ayah mu cuma bisa membelikan mu rumah ini, rawat baik baik dan jika nanti ada uang kamu saja yang membuatnya menjadi megah dan besar, semoga ayah dan ibu mu menyekolahkan mu tidak siasia. :)
entah aku senang sekali mendengar kalimat itu,
karna bukan bekal harta yang mereka berikan tapi ilmu pengetahuan.
bukan ikan yang mereka berika tapi, pacing yang mereka berikan, kalo mereka ikan bisa kapan saja habis, tapi kalo di berikan pancing dan sedikit modal umpan ikan sebesar apa pun bisa saya tangkap. karna semua tergantung samangat saya.

terima kasih sebelumnya semoga berguna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar